Anti CoPas

Silakan Komen

Silahkan beri Masukan, Kritik, ataupun Saran melalui comment - comment pada artikel diBlog ini - semoga apa yang saya share di blog ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Showing posts with label Motivasi Kehidupan. Show all posts
Showing posts with label Motivasi Kehidupan. Show all posts

Monday, August 29, 2011

Ebiet G.Ade - Ayah Aku Mohon Maaf


Dan pohon kemuning akan segera kutanam 
Satu saat kelak dapat jadi peneduh 
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini 
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu 

Walau tak terucap aku sangat kehilangan 
Sebahagian semangatku ada dalam doamu 
Warisan yang kau tinggal petuah sederhana 
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan 

Meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir 
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat 
Dengan senyum dan ikhlas aku yakin kau cukup bawa bekal 
Dan aku bangga jadi anakmu 

Ayah aku berjanji akan aku kirimkan 
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku 
Setiap sujud sembahyang engkau hadir terbayang 
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana 

Sesungguhnya aku menangis sangat lama 
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang 
Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti 
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku 

Air hujan mengguyur sekujur kebumi 
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal 

Ayah aku mohon maaf atas keluputanku 
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja 
Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga 
Teriring doa selamat jalan buatmu ayah tercinta



MAAFKAN SEGALA KESALAHAN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN..

Saturday, June 18, 2011

Kemenangan Diri Sendiri



Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri sendiri. Berpacu dijalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa ketakutan, keengganan, keangkuhan dan semua beban yang menambat diri ditempat start.

Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri, dengki atau dendam. Keberhasilan sejati memberikan kebahagian yang sejati, yang tak mungkin diraih lewat niat yang ternoda.Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari yang lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan-lawannya. Pelari yang berlari untuk memecahkan rekordnya sendiri tak peduli apakah pelari lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan-lawannya. Ia mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri.Ia bertanding dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain. Karenanya, ia tak perlu bermain curang. Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan diri sendiri.

Rocky Balboa Inspiration Speech to Son


Rocky Balboa Inspiration Speech to Son

"The world ain't all sunshine and rainbows. It's a very mean and nasty place... and I don´t care how tough you are, it will beat you to your knees and keep you there permanently, if you let it. You, me or nobody, is gonna hit as hard as life. But ain't about how hard you hit... It's about how hard you can get hit, and keep moving forward... how much you can take, and keep moving forward. That´s how winning is done. Now, if you know what you worth, go out and get what you worth. But you gotta be willing to take the hits. And not pointing fingers saying: You ain´t what you wanna be because of him or her or anybody. Cowards do that and that ain´t you! You´re better than that!" (Rocky Balboa)

"Dunia ini tidak seperti sinar matahari dan pelangi, dunia ini sangat kejam dan keras .... Dan aku tidak peduli seberapa kuatnya kau, dunia akan membuatmu bertekuk lutut dan akan menahanmu jika kau biarkan. Kau, aku atau siapa pun, akan memukulmu sekeras kehidupan. Tapi bukan tentang seberapa keras kau memukul ... Namun seberapa keras pukulan yang kau terima, dan terus bergerak maju ... berapa banyak pukulan yang mengenaimu,. dan kau terus bergerak maju. Begitulah kemenangan itu diraih, jika kau tahu kemampuanmu, maka pergilah dan dapatkan apa yang pantas kau dapatkan. Tapi kau harus bersedia untuk dipukul dan tidak menyalahkan orang dan berkata :.... Kau tak seperti yang kau mau gara gara dia atau siapapun. Semua pengecut melakukan itu dan itu bukanlah dirimu, kau bisa lebih baik dari itu!!!" (Rocky Balboa)

Sunday, May 1, 2011

Mawar Untuk Ibu

     Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang ibunda yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di pinggir jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa ia menangis dan dijawab oleh si gadis kecil, “Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang lima ratus saja, sedangkan mawar itu harganya seribu.”

     Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau.” Kemudian mereka berdua masuk ke toko bunga dan pria itu membelikan si gadis kecil setangkai bunga mawar merah dan ia sendiri memesan karangan bunga yang akan dikirimkan kepada ibundanya.

     Ketika selsesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, “Ya, tentu saja. Senang sekali anda mau mengantarakan saya ke tempat tinggal ibu saya…”

     Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yang ternyata sebuah pemakaman umum dimana gadis kecil itu kemudian meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

     Melihat hal ini, hati pria itu trenyuh dan segera teringat sesuatu. Bergegas ia kembali ke toko bunga tadi, dan membatalkan pengiriman pesanannya. Ia mengambil bunga yang dipesannya tadi dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya…

( Diadaptasi dari : Rose for Mama - C . W. Mc Call )


Sepatu si Bapak Tua

    Seorang bapak tua pada suatu hari hendak bepergian naik bus kota.  Saat menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Sayang, pintu tertutup dan bus segera berlari cepat. Bus ini hanya akan berhenti di halte berikutnya yang jaraknya cukup jauh sehingga ia tak dapat memungut sepatu yang terlepas tadi.
    Melihat kenyataan itu, si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya ke luar jendela.
    Seorang pemuda yang duduk dalam bus tercengang, dan bertanya pada si bapak tua, ”Mengapa bapak melemparkan sepatu bapak yang sebelah juga?” Bapak tua itu menjawab dengan tenang, ”Supaya siapa pun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya.”
    Bapak tua dalam cerita di atas adalah contoh orang yang bebas dan merdeka. Ia telah berhasil melepaskan keterikatannya pada benda. Ia berbeda dengan kebanyakan orang yang mempertahankan sesuatu semata -
mata karena ingin memilikinya, atau karena tidak ingin orang lain memilikinya.
   Sikap mempertahankan sesuatu — termasuk mempertahankan apa yang sudah tak bermanfaat lagi — adalah akar dari ketamakan. Penyebab tamak adalah kecintaan yang berlebihan pada harta benda. Kecintaan ini melahirkan keterikatan.
Kalau Anda sudah terikat dengan sesuatu, Anda akan mengidentifikasikan diri Anda dengan sesuatu itu. Anda
bahkan dapat menyamakan kebahagiaan Anda dengan memiliki benda tersebut. Kalau demikian, Anda pasti sulit memberikan apapun yang Anda miliki karena hal itu bisa berarti kehilangan sebagian
kebahagiaan Anda.
    Kalau kita pikirkan lebih dalam lagi ketamakan sebenarnya berasal dari pikiran dan paradigma kita yang salah terhadap harta benda. Kita sering menganggap harta kita sebagai milik kita. Pikiran ini salah. Harta kita bukanlah milik kita. Ia hanyalah titipan dan amanah yang suatu ketika harus dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban kita adalah sejauh mana kita bisa menjaga dan memanfaatkannya.
    Peran kita dalam hidup ini hanyalah menjadi media dan perantara. Semuanya adalah milik Tuhan dan suatu ketika akan kembali kepadaNya. Tuhan telah menitipkan banyak hal kepada kita : harta benda, kekayaan, pasangan hidup, anak-anak, dan sebagainya. Tugas kita adalah menjaga amanah ini dengan baik, termasuk meneruskan pada siapa saja yang membutuhkannya.
    Paradigma yang terakhir ini akan membuat kita menyikapi masalah secara berbeda. Kalau biasanya Anda merasa terganggu begitu ada orang yang membutuhkan bantuan, sekarang Anda justru merasa bersyukur. Kenapa? Karena Anda melihat hal itu sebagai kesempatan untuk menjadi ”perpanjangan tangan” Tuhan. Anda tak merasa terganggu karena tahu bahwa tugas Anda hanyalah meneruskan ”titipan” Tuhan untuk membantu orang yang sedang kesulitan.
    Cara berpikir seperti ini akan melahirkan hidup yang berkelimpahruahan dan penuh anugerah bagi kita dan lingkungan sekitar. Hidup seperti ini adalah hidup yang senantiasa bertambah dan tak pernah berkurang. Semua orang akan merasa menang, tak ada yang akan kalah. Alam semesta sebenarnya bekerja dengan konsep ini, semua unsur-unsurnya bersinergi, menghasilkan kemenangan bagi semua pihak.
Sebagai penutup, ijinkanlah saya menuliskan seuntai puisi dari seorang bijak:
”Engkau tidak pernah memiliki sesuatu, Engkau hanya memegangnya sebentar, Kalau engkau tak dapat melepaskannya, engkau akan terbelenggu olehnya. Apa saja hartamu, harta itu harus kau pegang dengan tanganmu seperti engkau menggenggam air. Genggamlah erat-erat dan harta itu lepas. Akulah itu sebagai milikmu dan engkau mencemarkannya. Lepaskanlah, dan semua itu menjadi milikmu selama-lamanya”.



(Disadur dari Tulisan Arvan Pradiansyah, Republika)

Saturday, March 19, 2011

Tindakan Kita sebatas Kita Memandang Dunia

Apabila kita memandang diri kita kecil, maka dunia akan kelihatan sempit dan tindakan pun menjadi kerdil. Namun bila kita memandang diri kita besar, dunia terlihat luas, kita pun melakukan hal penting dan berharga.

Tindakan kita adalah cermin bagaimana kita melihat dunia. Sementara dunia kita tidak lebih luas dari pikiran tentang diri kita sendiri. Itulah kenapa kita diajarkan untuk berpikir positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan kebaikan yang ada dalam pemikiran kita. Padahal dunia tak butuh penilaian apa apa dari kita lihat. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut untuk menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri sendiri.

Maka bukan soal apakah kita berprasangka positif maupun negatif terhadap diri sendiri. Melampaui diatas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian kita.

Ketekunan adalah kekuatan kita

Apa yang kita raih sekarang adalah hasil dari usaha - usaha kecil yang kita lakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila kita yakin pada tujuan dan jalan kita maka kita harus mempunyai ketekunan untuk tetap berusaha. Ketekunan adalah kemampuan kita untuk bertahan ditengah tekanan dan kesulitan. Kita harus tetap mengambil langkah selanjutnya. jangan hanya berhenti dilangkah pertama. Memang semakin jauh kita berjalan, semakin banyak rintangan yang menghalang. bayangkan andai saja kemarin kita berhenti, maka kita tidak akan berada disini sekarang. Setiap langkah menaikkan nilai diri kita, apapun yang kita lakukan jangan sampai kehilangan ketekunan kita. Karena ketekunan adalah daya tahan kita.

Pepatah mengatakan bahwa ribuan kilometer langkah dimulai dengan satu langkah. Sebuah langkah besar sebenarnya terdiri dari banyaknya langkah kecil, dan langkah pertama keberhasilan harus kita mulai dari rumah kita, rumah kita yang paling baik adalah hati kita. Itulah sebaik baiknya tempat untuk memulai dan untuk kembali, karena itu mulailah kemajuan kita dengan memajukan hati kita, kemudian pemikiran kita, dan usaha - usaha kita. Ketekunan hadir bila apa yang kita lakukan benar benar berasal dari hati kita.

Bagaimana kita kuat bekerja

Bagaimana seorang tahan berjam jam bekerja seolah tak mengenal lelah? apa pula rahasia pekerja rig lepas pantai yang meninggalkan anak istri bertarung dengan angin dan badai? bagaimana juga dengan para petani, nelayan, kuli, sopir angutan, pekerja berat yang tahan membanting tulang ditengah terik panas atau dingin malam? kekuatan apa yang mendorong mereka begitu kuat secara fisik dan tangguh secara mental? sedangkan disudut  sempit yang lain, banyak orang mengeluh karena persoalan yang tak lebih besar dari ujung kuku.

Kekuatan itu bernama cinta, cinta yang melahirkan harapan dan pengabdian bagi kepada siapakah mereka mempersembahkan hasil kerja mereka; kepada keluarga yang jauh disana; kepada masyarakat yang membutuhkan karya mereka; kepada alam yang mengasuh mereka; kepada masa depan kehidupan yang sejahtera; atau kepada hati tempat cinta itu mengalir.

Bila kita berkeluh kesah hanya harus memperpanjang waktu jam kerja kita beberapa jam saja, maka kenanglah punggung bungkuk seorang kakek yang menarik sampah kota ini. Beliau memiliki sesuatu yang ia cintai, yang kepadanya ia ulurkan kerja, kepada beliau kita belajar tentang pengabdian atas nama cinta.