Kalau sudah berbicara tentang ideologi tiap orang memiliki karakter yang berbeda beda, dari situ kita akan mencoba berdebat, debat kusir namanya!!soalnya kalau debat bisa diartikan dialog aktif antar dua arah, atau bisa disebut diskusi. Tapi kalau debat kusir sama saja digunakan orang sebagai istilah untuk diskusi yang tidak berguna dan tidak ada habisnya, dan yang didebatkanpun hanya sepele tapi ngotot2nya yang paling seru hehe. Tapi yang perlu diketahui setiap orang punya pandangannya sendiri, disini bukan siapa yang salah dan siapa yang benar selama orang itu punya argumen kuat dengan ideologinya tersebut.
Tidak jauh jauh dari omongan diatas, kita berdebat soal profesi sebagai arsitek walaupun kita masih mahasiswa. Dari pandangan saya sendiri kalau kita menelaah arti dari arsitektur kita perlu kembali lagi ke zaman bahula saat Vitruvius bicara soal firmitas, utilitas, dan venustas dalam bukunya "The ten book of Architecture". Dimana disebutkan bahwa firmitas adalah suatu hal yang berkaitan dengan kekuatan pada bangunan sedangkan utilitas sama dengan fungsi, dan terakhir venustas yang berarti sama dengan rasa, baik itu bagus atau jelek dalam meniai sebuah arsitektur tentunya.
Fenomena yang terjadi dalam beberapa dekade ini
memperlihatkan penekanan nilai arsitektur pada gaya, sebuah unsur yang
terkandung dalam aspek venustas atau
keindahan. Kreatifitas seorang arsitek lebih terlihat dan terapresiasi oleh
bagaimana kemampuannya dalam membentuk komposisi bentuk yang unik, baru, dan
nyaman dipandang. Padahal arsitektur itu tidak semena – mena hanya bangunan modern, hi-tech, atau
istilah sekarang minimalis. Kalau kita melihat John FC. Turner mendedikasikan sebagian besar karir Arsitekturnya dengan memformulasikan sistem penyediaan perumahan yang dapat
memenuhi pola tinggal masyarakat miskin perkotaan. Juga Hassan Fathy dengan
pengetahuan akan teknik-teknik lokal dan material tradisional yang mampu menekan
biaya produksi agar perumahan dapat sesuai dengan kondisi sosial-ekonomi
masyarakat di desa miskin Mesir. Romo Mangunwijaya mencurahkan segala
pikirannya untuk membuat perumahan bantaran Kali Code agar masyarakat disana terhidupi dengan
layak. Dalam koridor pemikiran Vitruvius,
mereka memberikan penekanan lebih pada aspek utilitas dalam arsitektur, yaitu suatu kaidah Arsitektur yang
memberikan porsi lebih pada nilai fungsi.
Gaya minimalis yang sedang trend identik dengan masyarakat muda dinamis
progresif yang sukses cemerlang. Gaya klasik identik dengan kemewahan
masyarakat generasi tua yang telah mapan. Kaum berduit ini tidak akan segan
mengucurkan dana kepada para Arsitek untuk mewujudkan impian mereka. Karena merekalah sumber
penghidupan para Arsitek. Namun ironisnya di sudut lain dalam kota,
perumahan-perumahan kumuh, kawasan sakit, dan daerah banjir pun
berteriak - teriak mencoba menarik kaum terpelajar ini untuk memahami dan
melayani mereka.
‘Poor but honest makes good architect…’ , Vitruvius
memberikan petuah bahwa kemiskinan dan kejujuranlah yang membuat seorang
arsitek dikatakan bagus. Disisi lain saya sendiri tidak munafik pastinya semua Arsitek butuh identitas dan status, mereka butuh penghargaan
baik dalam lingkup profesionalisme, kalangan akademis, maupun dari masyarakat. Mengimplementasikan
keahlian melayani lapisan masyarakat kelas bawah merupakan pilihan hidup yang
sulit bagi karir, kondisi finansial, dan pengakuan di mata masyarakat. Di luar negeri
keadaannya telah agak berbeda, John FC. Turner dan Hassan Fathy telah menikmati penghargaan
Internasional seperti "Aga Khan Award" dan "Right Livelihood Award". Romo Mangun
pun diakui secara Internasional dengan turut meraih Aga Khan, namun secara
nasional ia justru lebih dikenal sebagai budayawan daripada seorang Arsitek.
Sebuah
bangunan Arsitektur tidak hanya berkutat
dengan gubahan bentuk yang cantik,
rumit dan ideal, para Arsitek seharusnya akan
merasakan kebanggaan dalam melayani kelompok masyarakat yang terpinggirkan.
Mereka tidak akan segan-segan menentang tuntutan para pemodal yang ingin
membangun kompleks perumahan mewah di tanah-tanah resapan air, atau mengerem
klien-klien kaya agar tidak terlalu boros dan lebih memiliki kepedulian sosial
dan lingkungan. Jadi Utilitas yang berarti “fungsi” dan keberhasilannya yang
disebut dengan “fungsionalis” bukan
hanya bangunan yang harus mampu mengakomodir apa yang ada pada penghuninya namun
bagaimana sebuah “fungsi” dari Arsitektur
yang kita rancang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Sekali lagi itu hanya argumen dari pemikiran saya dan tidak mengarahkan orang lain untuk mengikutinya dan menyalahkan argumen yang berkebalikan dengan argumen ini, Setiap orang memiliki prinsip hidup masing masing! tergantung dimana kita akan memilihnya.
No comments:
Post a Comment